Pengalaman Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jerman Angkatan 2023 di ICLC 2024: Wawasan Baru tentang AI dan Budaya

Pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024, melalui platform Zoom Meeting, telah sukses diselenggarakan International Conference on Language and Cultures 2024 dengan tema yang sangat relevan: "Exploring AI's Role in Shaping the Future of Education, Language, Culture, Design, and Arts." Konferensi ini berhasil menjadi panggung diskusi yang menarik dan informatif, menghadirkan tiga narasumber hebat yang memiliki wawasan luas di bidangnya. Tema konferensi tahun ini mengangkat isu penting mengenai peran kecerdasan buatan (AI) dalam membentuk masa depan pendidikan, bahasa, budaya, desain, dan seni. Dalam era digital saat ini, AI telah menjadi salah satu alat utama yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengajaran dan pembelajaran. Oleh karena itu, diskusi mengenai dampak dan potensi AI menjadi sangat relevan dan diperlukan.
Berikut adalah beberapa testimoni singkat dari mahasiswa angkatan 2023 Prodi Pendidikan Bahasa Jerman yang mengikuti konferensi ini:
- "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara atas penyelenggaraan seminar yang luar biasa. Seminar ini telah menjadi platform yang sangat menarik dan informatif untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Presentasi dari para ahli sangat bermanfaat dan membuka pola pikir saya untuk menjadi yang lebih baik, terutama pemateri Dr. Muchammad Bayu Tejo Sampurno, S.Pd,. MA. yang mengangkat materi: Are We Still Human? Or Humanist Technology? Secara keseluruhan penjelasan pak Bayu baik dalam menjelaskan bahwa "Keterampilan Berpikir Kreatif dan Kerangka Kerja Inovasi" itu ada 4 macam: 1. Conventional Thinking. Identifikasi dan menghasilkan ide-ide konvensional sesuai dengan Kriteria yang diberikan. 2. Diverse Thinking. Identifikasi dan menghasilkan beragam ide sesuai dengan kriteria yang diberikan. 3. Unconventional Thinking. Identifikasi dan menghasilkan ide-ide yang tidak konvensional atau unik sesuai dengan kriteria yang diberikan. 4. Evaluate and Improve Ideas. Identifikasi dan menghasilkan ide-ide yang mengulang dan meningkatkan ide-ide yang diberikan untuk meningkatkan kreativitas. Pak Bayu juga menjelaskan tidak ada teknologi(AI) yang dapat menggantikan posisi manusia. Karena manusia punya otak dan akal yang digunakan untuk berfikir. AI juga memiliki dampak positif dan negatif. Selama kita menggunakan AI dengan bijak maka akan banyak hal yang sangat bermanfaat". (Jordy Khansa Maulana, Angkatan 2023)
- "Acaranya sangat informatif dan memberikan informasi dan pengetahuan baru tentang algospeak yg belum saya ketahui, saya jadi mengetahui kata kata baru yg tidak boleh diucapkan, penjelasannya mudah dipahami dan tidak bertele tele. Pada era ‘AI’ ini banyak yang menggunakan bahasa bahasa yg tidak senonoh di media sosial dan mendapatkan penyensoran algoritma. Tetapi pengguna medsos menggunakan berbagai cara agar suara mereka didengar, dengan menggunakan emoji atau simbol dan frasa yang dimodifikasi untuk tetap membahas topik yang di sensor oleh algoritma, maka dari itu banyak kata kata baru, bahasa yang baru yang muncul dari modifikasi kata yang sebenarnya dan menjadi DIRTY WORD yg tidak boleh kita ucapkan". (Tiara Putri, Angkatan 2023)
- "Acaranya sangat mengedukasi, materi yang diberikan sangat bermanfaat dan memberi saya informasi terbaru yaitu mengenai pengertian "Algospeak" yang disampaikan oleh Prof. Hishamudin Isam. Pemateri menyampaikan bahwa Algospeak memungkinkan pengguna mengekspresikan diri dengan lebih bebas, terutama saat membahas topik yang mungkin dibatasi oleh filter algoritmik. Namun, algospeak juga membawa tantangan yang signifikan, terutama dalam membedakan antara pengguna yang benar-benar membutuhkan ruang untuk berekspresi bebas dan mereka yang menyalahgunakan algospeak untuk tujuan berbahaya, termasuk diskusi tentang isu-isu penting seperti hak asasi manusia, kritik politik, dan identitas gender, yang sering kali dianggap oleh algoritma sebagai pelanggaran pedoman komunitas. Ada beberapa penggunaan kata terlarang yang belum terdeteksi dalam algospeak, sehingga masih beredar di kalangan pengguna sosial media. Lebih dari sepertiga pengguna media sosial kini mengandalkan simbol dan frasa yang dimodifikasi untuk mendiskusikan topik-topik yang mungkin akan disensor oleh algoritme. Adaptasi ini mencerminkan ketangguhan dan sumber daya dari komunitas online, dalam menavigasi lanskap komunikasi digital yang terus berubah". (Daniela Maharani, Angkatan 2023)
- "Saya dapat ilmu dan pengalaman baru tentang penciptaan pembantuan AI jadi saya mendapatkan banyak banyak pengetahuan tentang AI ini yang sering kali di jadikan bahan bicara semua orang di lingkungan kampus dan di luar kampus. di jelaskan dizoom tadi bahwa kita jangan sampai menyalah gunakan AI sebagai alat untuk di manfaatkan tapi kita boleh menggunakan AI tapi dengan membantu kitaa saat kesulitan dan membantu kita untuk improve skills kita seperti itu yg saya tangkap dari penjelasan beliau .Saya sangat menikmati penjelasan yang di bawakan Prof. Much Khoiri. Beliau menyampaikan dalam materi berjudul "The Rise of AI Assisted Creation". Awal Al Awalnya, alat AI difokuskan pada tugas-tugas seperti tata bahasa dan pemeriksaan ejaan. Namun, dengan kemajuan dalam pemrosesan bahasa alami, AI kini mampu menghasilkan konten yang lebih kompleks. Saat ini perangkat lunak AI dapat membantu dalam menulis, mengarang musik, membuat gambar, dan bahkan membuat video. Hal ini telah merevolusi alur kerja pembuatan konten. 1.Potensi Masa Depan Teknologi AI terus berkembang, menjanjikan kemampuan yang lebih canggih dan kreatif dalam pembuatan konten. Hal ini menimbulkan pertimbangan etika tentang kepenulisan 2.Peningkatan Produktivitas. Alat AI dapat membantu penulis mengatasi hambatan menulis, menghasilkan ide, dan menyederhanakan proses penulisan 3.Perhatian Etis Konten yang dihasilkan AI menimbulkan pertanyaan tentang kepengarangan, orisinalitas, dan potensi penyalahgunaan, 4. Potensi Alat AI dapat mencerminkan kebosanan yang ada dalam data pelatihannya, yang dapat memengaruhi konten yang dihasilkan 5.Kolaborasi Penggunaan AI tools yang paling efektif melibatkan pendekatan kolaboratif, di mana manusia dan AI bekerja sama, memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk membuat konten berkualitas tinggi". (Aditya Candra Dinata, Angkatan 2023)
Keberhasilan pelaksanaan International Conference on Language and Cultures 2024 menegaskan pentingnya diskusi lintas disiplin mengenai peran AI dalam pendidikan, bahasa, budaya, desain, dan seni. Melalui pemaparan dan diskusi yang mendalam dari para narasumber, peserta konferensi, khususnya mahasiswa angkatan 2023 Prodi Pendidikan Bahasa Jerman, memperoleh wawasan baru yang dapat diterapkan dalam praktik pendidikan dan penelitian. Kami berharap konferensi ini dapat menjadi pemicu untuk diskusi lebih lanjut dan kolaborasi antarpeneliti serta praktisi di bidang ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara ini. Semoga tahun depan kita dapat berkumpul kembali untuk mengeksplorasi tema menarik lainnya dalam International Conference on Language and Cultures (ICLC) 2025.