Meningkatkan Literasi melalui Sastra dalam Bahasa Jerman

Dalam era digital saat ini, kompetensi literasi menjadi semakin penting, terutama bagi pembelajar bahasa. Di Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa, kami percaya bahwa sastra adalah alat yang efektif untuk meningkatkan kompetensi literasi bagi pembelajar bahasa Jerman, khususnya pemula. Artikel ini menjelaskan bagaimana sastra dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan literasi, meningkatkan kemahiran berbahasa, dan memperdalam pemahaman budaya.
1. Mengembangkan Keterampilan Literasi Dasar
Sastra menyediakan konteks yang kaya dan autentik untuk pembelajaran bahasa, memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk menemui berbagai kosakata, struktur gramatikal, dan jenis teks. Dengan melibatkan diri dalam sastra, pemula dapat mengembangkan keterampilan literasi dasar seperti pemahaman membaca, berpikir kritis, dan kemampuan analitis. Mahasiswa dapat dibagi menjadi kelompok kecil dan diberi peran berbeda (misalnya, peringkas, penanya, penghubung) untuk mendiskusikan cerita pendek atau kutipan novel. Selain itu, mereka mencatat kata dan frasa baru yang ditemukan dalam teks sastra beserta artinya dan contoh kalimat.
2. Meningkatkan Kemahiran Berbahasa
Sastra memperkenalkan pembelajar pada penggunaan bahasa yang beragam dan bernuansa, yang sering kali lebih bervariasi daripada bahasa dalam buku teks. Paparan ini dapat secara signifikan meningkatkan kemahiran berbahasa, termasuk keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Contoh kegiatan: Setelah membaca karya sastra, mahasiswa diberikan tugas menulis esai, refleksi, atau karya kreatif. Mereka memperagakan adegan dari drama atau berdialog dari cerita.
3. Memperdalam Pemahaman Budaya
Sastra adalah gerbang menuju pengetahuan budaya dan empati. Dengan membaca sastra Jerman, pembelajar mendapatkan wawasan tentang konteks budaya, sejarah, dan sosial bahasa tersebut. Pemahaman yang lebih mendalam ini menumbuhkan apresiasi dan keterhubungan yang lebih dalam terhadap bahasa yang mereka pelajari. Mahasiswa dapat melakukan beragam kegiatan pasca membaca seperti berdiskusi tentang latar belakang budaya dan sejarah cerita, membandingkannya dengan pengalaman budaya mereka sendiri. Mereka juga dapat membuat presentasi multimedia atau proyek mendongeng digital berdasarkan karya sastra, mengintegrasikan elemen visual dan audio untuk mengeksplorasi tema dan narasi budaya.
Sastra sebagai alat dinamis dan efektif guna meningkatkan kompetensi literasi bagi pembelajar bahasa Jerman, terutama pemula. Dengan mengintegrasikan sastra dalam kurikulum, kami memberikan mahasiswa pendekatan pembelajaran bahasa yang kaya, menarik, dan multifaset. Ini tidak hanya mengembangkan keterampilan literasi dasar, tetapi juga meningkatkan kemahiran berbahasa dan memperdalam pemahaman budaya. Melalui sastra, mahasiswa kami tidak hanya menjadi mahir dalam bahasa Jerman, tetapi juga menumbuhkan cinta seumur hidup untuk belajar dan eksplorasi.