Alur Pelaporan Tindak Perundungan dan Pelecehan Seksual di Fakultas Bahasa dan Seni UNESA

Fakultas Bahasa dan Seni UNESA memiliki mekanisme pelaporan yang jelas bagi mahasiswa yang mengalami atau menyaksikan perundungan dan pelecehan seksual. Langkah-langkah pelaporan ini dirancang untuk memberikan dukungan dan penanganan yang tepat kepada korban, serta menindak pelaku sesuai peraturan yang berlaku.
1. Melaporkan ke DPA/Dosen BK Prodi
Langkah pertama bagi korban adalah melapor kepada Dosen Pembimbing Akademik (DPA) atau Dosen BK di program studi. Jika korban merasa takut untuk melapor langsung, mereka dapat meminta pendamping dari organisasi mahasiswa di tingkat program studi untuk mendampingi selama proses pelaporan.
2. Koordinasi di Tingkat Program Studi
DPA atau Dosen BK kemudian akan berkoordinasi dengan Koordinator Program Studi (Korprodi) dan BK Fakultas. Permasalahan ringan yang dapat diselesaikan di tingkat program studi dan fakultas akan diselesaikan di level ini dengan sanksi yang sesuai.
3. Eskalasi ke Tingkat Universitas
Jika permasalahan tidak dapat diselesaikan di tingkat program studi dan fakultas, pelaporan akan ditingkatkan ke Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis (PPIS) di tingkat universitas. Di sini, kasus akan ditangani lebih lanjut dan diberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sanksi kepada pelaku perundungan dan pelecehan seksual diberikan berdasarkan Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021 (Permen PPKS) dan aturan kebijakan Universitas Negeri Surabaya.